Jenis Viral di Media Sosial
Jenis Viral di Media Sosial

5 Jenis Viral di Media Sosial Yang Perlu Diketahui

Menjadi viral di media sosial adalah efek yang diinginkan oleh kreator konten. Walau terkesan seperti “magic“, sebenarnya tidak semua konten yang viral terjadi sehari semalam.

Josh Elman menulis sesuatu yang menarik tentang hal ini. Ia mengkategorikan jenis viral di media sosial. Dengan mengenal jenis-jenis tersebut, mungkin kamu bisa menerapkan strategi yang pas untuk konten yang kamu hasilkan. Tentunya agar bisa segera tersebar.

Konsep dasar dari semua jenis viral ini adalah inception. Ya, konsepnya sama seperti film itu. Yaitu mendorong ide masuk ke pikiran pembaca atau pemirsa dan membuat mereka tertarik secara kolektif.

Hasilnya adalah efek bola salju. Semakin dibicarakan — entah baik atau buruk — hal itu semakin populer. Bahkan ada pepatah lama mengatakan: “Bad news is a good news“.

Viral Murni

Jenis ini jelas yang paling sederhana. Sederhana, sesuatu yang bagus pasti disukai dan dipuji. Saat menemukan sesuatu yang menarik — entah itu lucu, cantik, dll — kamu pasti ingin membaginya ke teman-teman.

Selain itu, sesuatu yang unik atau aneh juga memiliki efek yang sama. Itu sebabnya banyak video YouTube berisi tingkah polah ajaib, dan cepat mendapat perhatian.

Sayangnya hal yang sama juga berlaku untuk konten buruk. Bullying di media sosial salah satunya, juga cepat menjadi sorotan.

Seperti yang sudah sering saya sebut, media sosial bagaikan bergosip di warung kopi. Apa yang digosipkan, tergantung kamu: sang kreator konten.

Viral dari mulut ke mulut

Viral ini berjalan mengalir. Dari satu orang ke (beberapa) orang lain dan demikian seterusnya sampai tersebar ke semua orang.

Tahu legenda handphone Nokia yang sakti? Awalnya orang hanya berbagi pengalaman handphone mereka yang jatuh tapi tidak rusak. Karena semakin banyak yang mengalami hal sama, ada yang membuat uji coba. Akhirnya hal itu semakin bombastis, dan masih dibicarakan sampai sekarang.

Viral demonstratif

Biasanya viral ini berhubungan dengan produk atau layanan. Ketika kamu memakai sesuatu yang “cool“. otomatis kamu akan berusaha menunjukkannya.

Instagram, saat pertama rilis, memanfaatkan filter fotonya yang unik. Ia kemudian memberikan fungsi berbagi ke media sosial lain yang lebih populer. Dengan begitu, pengguna yang memakai Instagram bisa menunjukkan keunikan fotonya ke teman-teman.

Selain itu, game Pokemon Go juga bisa jadi contoh yang bagus.

Sisi lain dari viral ini mungkin juga bisa dilihat dari konten “behind the scene“. Dengan membocorkan apa yang ada di belakang layar, kamu bisa menarik peminat baru (yang tadinya tidak tertarik), dan mendorong kepopuleran konten utama.

Viral karena ketularan

Jenis ini biasanya berhubungan langsung dengan aplikasi chatting atau media sosial. Bukan sekedar “Kalau kamu nggak pakai, kamu nggak cool“, tapi bisa juga “Kalau kamu nggak pakai, kamu nggak ketemu aku”.

Yang bisa dipakai sebagai contoh adalah beralihnya pengguna dari BBM ke WhatsApp. Saat itu, mungkin beberapa kamu berkata pada teman “Kalo mau ngontak aku di WhatsApp ya. Udah gak pake BBM”.

Contoh lain, beberapa artis yang pindah ke Instagram Stories dari Snapchat. Saat ia bilang ke follower kalau ia eksis di satu media, berbondong-bondong mereka bisa pindah.

Viral dengan timbal balik

Jenis ini adalah jenis viral ketika salah satu pihak memberi timbal balik pada orang yang membagi konten atau memberi referensi.

Ada beberapa perusahaan besar yang memanfaatkan hal ini. Paypal misalnya, dulu sempat memberi deposit $10 untuk setiap orang yang menggunakan referensimu. Dropbox dan OneDrive pun begitu. Meraka akan memberi porsi gratis untuk setuap orang yang mendaftar.

Tidak semua viral di atas terjadi sendiri-sendiri. Banyak di antaranya yang terjadi bersamaan. Semuanya bisa saling memberi sebab akibat.

Tidak semua juga merupakan jenis viral yang sesuai dengan kontenmu. Ada yang bisa menghasilkan tren sesaat, ada juga yang bisa memberikan kelanggengan.

Kamu juga perlu mempertimbangankan kontroversi. Walau hal itu berguna di jangka pendek, apakah sesuai dengan tujuanmu? Atau hanya lewat begitu saja dan tidak ada lagi yang ingin melihat?

Bagaimanapun, konten yang baik memang lebih baik. Kapanpun — walau sudah tidak ngetren lagi — orang masih bisa melihatnya. Bahkan ada kemungkinan menjadi viral lagi.

Sekarang, kembali padamu. Viral seperti apa yang sesuai?

Custom Sidebar

You can set categories/tags/taxonomies to use the global sidebar, a specific existing sidebar or create a brand new one.