Mungkin sebagai content creator kamu merasa membutuhkan logo yang bagus. Mungkin kamu juga tertarik untuk bergerak di bidang desain grafis dan mengasah kemampuan dalam membuat identitas. Untuk itu, ijinkan saya memberi sedikit bahan pertimbangan untuk membuat logo yang baik.
Daftar Isi:
ToggleHarap kamu perhatikan, tips ini memang benar-benar praktis. Kamu tidak akan menemukan sesuatu yang berhubungan dengan program atau aplikasi desain, teori desain yang mendalam, atau sejenisnya.
Yah, lebih ke beberapa hal dasar yang wajib kamu ingat. Jadi, lepaskan dulu semua konsep yang ada di kepalamu dan mari kita mulai dari kanvas kosong.
Baca Artikel SelengkapnyaGaya
Kamu perlu membayangkan gaya seperti apa yang akan tampil di logomu. Apakah kelihatan modern, klasik, rustic, jalanan (street art), atau apa? Hal ini berhubungan erat dengan jenis dan tema dari bisnis dari calon pemilik logo atau kesan apa yang ingin disampaikan.
Bentuk
Apapun logo yang kamu desain — entah itu berupa ikon, tulisan, ilustrasi, atau gabungan semuanya — kamu harus mempertimbangkan bentuk yang mudah dikenali. Hal ini tidak hanya berhenti pada bentuk yang unik saja, tapi juga keterlihatan logo.
Keterlihatan logo ini berlaku pada warna dan ukuran. Apakah logo bisa dikenali jika hanya menggunakan satu warna, misalnya tampil dalam warna hitam putih? Apakah logo bisa dikenali jika berukuran kecil, seperti sebagai favicon (ikon di tab browser)? Apakah logo juga bisa dikenali dalam penempatan tertentu, seperti dibordir di baju?
Masalah bentuk ini bisa berkembang jadi sesuatu yang sangat teknis nantinya. Seperti ketebalan garis, permainan bidang negatif, lengkungan garis, dll. Semakin sederhana sebuah logo, semakin sulit membuatnya unik. Yah, tidak semua orang bisa membuat logo seperti logo Nike.
Warna
Walau sebuah logo harus bisa tampil dalam satu warna, namun warna tetap mengambil peranan penting. Warna menjadi bagian dari identitas perusahaan/tokoh bersangkutan. Coca-cola identik dengan warna merah. Coklat Cadbury identik dengan warna ungu. Google identik dengan warna merah, kuning, hijau, dan biru.
Perhatikan baik-baik bagaimana warna yang kamu gunakan di logo itu tampil di berbagai latar belakang. Entah latar belakang gelap, terang, atau berwarna. Tapi jangan terlalu kuatir jika kurang bagus. Nanti kita bicarakan lebih lanjut soal ini.
Sedikit menyinggung soal identitas warna, kamu juga harus mempersiapkan pilihan warna itu dalam berbagai format. Misalnya kode heksadesimal dan RGB untuk kepentingan digital, CMYK untuk kepentingan cetak, dan bahkan versi Pantone. Dengan begitu, apapun medianya, warna tidak akan berubah.
Jenis Huruf (Font)
Sebenarnya, jika tulisan menjadi bagian dari desain logo itu sendiri, saya memasukkannya dalam faktor bentuk. Bagaimanapun font menampilkan bentuk huruf kan?
Tapi kadang ada logo yang secara lengkap mencantumkan berbagai informasi lain, selain nama. Seperti lahir tahun berapa (contoh: est. 1948), kota, sampai slogan. Dengan begitu, memilih dan memadukan font yang sesuai dengan gaya logo sangat penting.
Lalu, kalau kamu mengerjakan logo untuk klien, kamu juga wajib memberitahu apa font tersebut dan di mana mereka bisa mendapatkannya (misalnya dari salah satu situs penyedia font). Ada kemungkinan mereka ingin menggunakannya di berbagai hal lain. Misalnya kalau kamu buat logo restoran, ada kemungkinan font juga dipakai di menu restoran.
Solusi Masalah
Hal ini mungkin terdengar aneh sehubungan dengan desain logo. Tapi percayalah, sebagai designer, kamu harus siap dengan segala hal. Kadang harus melihat sedikit ke masa depan.
Ada kemungkinan kamu menemui kendala dalam desain logo. Misalnya warna A sudah sesuai dengan tema, tapi tidak bagus jika logo diletakkan di atas foto dengan warna ramai. Bisa jadi, logo buatanmu sudah seksi, tapi tidak terlihat dalam ukuran ekstra kecil seperti menjadi Favicon.
Untuk itu, kamu harus menetapkan aturan dan alternatif penerapan logo. Jika warna A tidak sesuai dengan latar belakang, tetapkan aturan bahwa logo harus dalam bentuk satu warna jika berada di depan latar foto. Jika keseluruhan logo terlalu rumit untuk ukuran kecil, gunakan salah satu elemen bentuk sebagai perwakilan logo tersebut.
Siapkan Semua File Yang Dibutuhkan
Terakhir, kamu harus siap menyediakan semua file desain logo untuk segala kondisi. Baik itu penuh warna, satu warna, RGB (digital), CMYK (cetak), file master (biasanya AI atau PDF), file untuk kepentingan praktis, seperti profil medsos (PNG atau JPEG), dll.
Walau urusan file ini menjadi langkah terakhir dalam membuat logo, kamu harus bisa memproyeksikan apa saja file yang harus kamu siapkan ketika sudah mendapat konsep yang jelas.
Itulah tips beberapa faktor penting untuk membuat desain logo yang baik. Kalau kamu sudah memahami dasar-dasar ini, kamu akan bisa mempelajari berbagai aspek desain yang lain.
Discussion about this post