Sekarang kita sudah memasuki era digital sehingga muncul lah juga yang namanya digital marketing. Namun, ada perbedaan digital marketing dan tradisional marketing. Perbedaan utamanya tentu dari cara pemasarannya.
Daftar Isi:
ToggleYang namanya digital marketing maka mereka akan mengandalkan segala sesuatunya lewat metode digital secara online, entah itu sosial media atau platform online lainnya. Sedangkan tradisonal marketing biasanya mengandalkan metode yang lebih tradisional seperti surat kabar, koran, majalah, dan berbagai media offline lainnya.
Jadi, secara umum, perbedaan digital marketing dan tradisional marketing itu biasanya ada di metode pemasarannya. Digital marketing mengandalkan pemasaran online, sedangkan tradisional marketing lebih mengandalkan pemasaran offline. Tapi, perbedaan digital marketing dan tradisional marketing tidak hanya itu, ada beberapa perbedaan digital marketing dan traditional marketing lainnya agar para content creator bisa memahami bagaimana dunia marketing berjalan. Yuk, simak!
Baca Artikel SelengkapnyaApa Itu Digital Marketing?
Perbedaan digital marketing dan tradisional marketing akan sulit dipahami jika kamu juga belum memahami apa itu digital marketing. Secara singkat, digital marketing bisa diartikan sebagai pemasaran yang memanfaatkan platform digital, seperti media sosial, mesin pencari, email, dan situs web. Intinya adalah, digital marketing mengandalkan teknologi modern yang kontennya bisa dipersonalisasi dan datanya bisa diukur secara real time. Ada pun karakteristik digital marketing adalah:
- Interaktif dan Dinamis: Audiens dapat berinteraksi melalui komentar, likes, atau berbagi konten.
- Penargetan yang Tepat: Menggunakan data analitik untuk menjangkau demografi atau minat audiens tertentu.
- Biaya Efektif: Banyak platform yang menawarkan pemasaran dengan biaya rendah atau gratis, seperti media sosial organik.
- Hasil Cepat: Performa kampanye dapat dilihat dan diukur setelah kamu mempublikasikan konten untuk marketing.
- Fleksibilitas Tinggi: Konten atau kampanye dapat diubah kapan saja berdasarkan performa.
Apa saja yang termasuk ke dalam digital marketing? Ada beberapa contoh nyata dan mungkin sering ditemui oleh para content creator soal digital marketing ini, contohnya adalah:
- Media Sosial: Instagram, TikTok, dan YouTube adalah platform utama bagi content creator untuk memasarkan produk melalui kolaborasi atau konten organik.
- SEO (Search Engine Optimization): Mengoptimalkan artikel atau konten agar bisa muncul di peringkat atas pencarian Google.
- Email Marketing: Mengirimkan newsletter atau promosi kepada pelanggan.
- Iklan Berbayar: Seperti Google Ads atau iklan media sosial.
Apa Itu Tradisional Marketing?
Nah, kalau tadi digital marketing mengadalkan platform digital dan biasanya online maka berkebalikannya dengan tradisional marketing, inilah yang kemudian menjadi salah satu faktor utama dalam perbedaan digital marketing dan tradisional marketing.
Secara singkat, tradisional marketing dapat diartikan sebagai metode marketing yang konvensional mengandalkan media offline seperti TV, radio, koran, majalah, dan billboard. Dan, fyi tradisional marketing ini sudah ada sejak lama. Lalu, karakteristik utama dari tradisional marketing itu sendiri adalah:
- Media Berwujud: Menggunakan materi fisik seperti brosur, poster, dan billboard.
- Komunikasi Satu Arah: Pesan disampaikan tanpa ada interaksi langsung dari audiens.
- Reputasi Tinggi: Media seperti TV atau koran sering dianggap lebih kredibel oleh khalayak umum.
- Target Luas: Cocok untuk menjangkau audiens massal tanpa segmentasi spesifik.
Sebenarnya kalau berbicara soal contoh tradisional marketing mungkin kamu sudah cukup memahaminya. Tetapi, saya akan berikan beberapa contoh dari tradisional marketing yang masih sering kamu lihat hingga sekarang, yaitu:
- Iklan TV dan Radio: Menampilkan video atau audio promosi di saluran TV atau radio populer.
- Cetak: Iklan di koran atau majalah dengan desain yang menarik.
- Billboard: Dipasang di lokasi strategis seperti jalan raya atau pusat kota.
Perbedaan Digital Marketing dan Tradisional Marketing
Sebagai content creator, kamu tidak hanya sekedar bikin konten. Kamu juga perlu mengetahui beberapa perbedaan digital marketing dan tradisional marketing agar lebih mudah saat kamu harus mempromosikan produk dari brand yang ingin bekerjasama denganmu. Dengan pengetahuan perbedaan digital marketing dan tradisional marketing ini maka kamu akan terlihat lebih profesional.
Jangkauan dan Penargetan
Nah, perbedaan digital marketing dan tradisional marketing yang pertama tentu saja soal jangkauan dan target audiensnya. Karena keduanya menggunakan metode yang agak berbeda maka audiensnya pun akan berbeda. Begini penjelasan lebih lengkapnya:
- Tradisional Marketing: Menjangkau audiens luas tanpa adanya segmentasi berdasarkan usia, gender, demografi, dan lainnya. Cocok untuk merek besar yang ingin dikenal oleh banyak orang.
- Digital Marketing: Mampu menargetkan audiens spesifik berdasarkan usia, lokasi, atau minat, sehingga lebih relevan untuk mempromosikan produk atau layanan di niche yang lebih spesifik.
Interaktivitas
Interaksi juga menjadi salah satu faktor utama dalam perbedaan digital marketing dan tradisional marketing. Kalau dilihat dari cara keduanya memasarkan produk maka kamu bisa lihat bahwa ada yang menggunakan komunikasi atau interaksi dua arah dan satu arah.
- Tradisional Marketing: Komunikasi satu arah, sehingga audiens tidak dapat berinteraksi atau memberi masukan.
- Digital Marketing: Dua arah di mana audiens bisa interaksi melalui komentar, polling, atau DM.
Biaya
Kemudian, perbedaan digital marketing dan tradisional marketing lainnya adalah soal dana atau biaya. Tentu saja tradisional marketing ini membutuhkan banyak dana untuk melakukannya. Kenapa?
- Tradisional Marketing: Memerlukan anggaran besar, karena mereka mengandalkan platform konvensional seperti TV, radio, majalah, dan lainnya di mana semua platform tersebut membutuhkan biaya besar dalam beriklan.
- Digital Marketing: Lebih fleksibel dengan pilihan biaya lebih efektif seperti konten organik atau kampanye berbayar dengan anggaran minim.
Pengukuran Hasil
Selain itu, keduanya juga memiliki cara yang berbeda untuk mengukur apakah stragegi pemasarannya berhasil atau tidak. Masih bingung? Oke, kita bahas bersama di bawah ini:
- Tradisional Marketing: Sulit mengukur keberhasilan pemasarannya karena bergantung pada estimasi.
- Digital Marketing: Memberikan data real-time seperti jumlah klik, likes, dan ROI.
Fleksibilitas
Kalau ditanya mana yang lebih fleksibel antara digital dan tradisional marketing, jelas digital marketing lebih unggul. Inilah alasannya:
- Tradisional Marketing: Sulit untuk mengubah konten campaign atau pemasaran setelah dipublikasikan.
- Digital Marketing: Konten atau iklan dapat diperbarui kapan saja.
Digital Marketing dan Tradisional Marketing untuk Content Creator
Nah, sebagai content creator sebenarnya kamu bisa membuat konten lewat pendekatan digital atau tradisional marketing. Hanya saja memang content creator saat ini lebih sering menggunakan promosi lewat digital marketing. Namun, keduanya tetap memberikan keunggulan untuk content creator kok, misalnya:
Digital Marketing untuk Content Creator
- Membangun Personal Brand: Kamu bisa memanfaatkan media sosial untuk membangun audiens yang loyal.
- Kolaborasi: Platform seperti Instagram dan YouTube membuka peluang kolaborasi dengan brand.
- Monetisasi: Melalui iklan, sponsorship, dan affiliate marketing, kamu bisa menghasilkan pendapatan tambahan.
Tradisional Marketing untuk Content Creator
- Event Offline: Beriklan di acara lokal dapat meningkatkan visibilitas.
- Iklan di Media Cetak: Cocok jika audiensmu berasal dari kalangan yang sering membaca koran atau majalah.
Nah, dilihat dari perbedaan keduanya, memang saya rasa content creator akan lebih efektif jika menggunakan pendekatan digital marketing karena lebih fleksibel dan mudah diukur. Tapi, kalau kamu mau coba bikin konten dengan pendekatan tradisional marketing pun tidak masalah. Kira-kira kamu lebih suka digital marketing atau tradisional marketing nih?
Discussion about this post