Sebagai kreator konten, kamu harus merangkul erat berbagai media sosial. Untuk itu, kamu harus jeli melihat tren media sosial.
Media sosial sudah banyak berubah sejak kebangkitannya bertahun silam. Baik secara teknis, perilaku pengguna, sampai media yang menjadi konten. Banyak yang menyebut media sosial sudah “matang”.
Namun media sosial akan terus berubah. Bahkan akhir-akhir ini pun sudah muncul berbagai tren media sosial yang menarik.
Demikianlah kreator konten pun harus rajin-rajin menyesuaikan diri dengan tren yang berlaku.
1. Media sosial yang lebih personal
Walaupun virtual, media sosial saat ini memiliki sisi sosial yang kuat. Saat ini hubungan antar personal memiliki nilai yang tinggi. Lihat saja bagaimana Facebook, Instagram, dan Twitter mengatur feed mereka.
Seseorang juga follow orang lain karena konten yang disampaikan menarik. Mulai dari yang umum seperti di status, tweet, foto Instagram, sampai yang lebih pribadi di stories. Ini salah satu sebab kenapa profil media sosial harus menarik.
Baca Artikel Selengkapnya
2. Live-streaming semakin populer
Informasi bergerak semakin cepat, dan media sosial punya senjata yang ampuh.
Beberapa tahun lalu, Twitter menanjak cepat karena informasi yang disampaikan bisa meluncur cepat tanpa terasa mengganggu. Kini hampir semua media sosial berlaku seperti itu, dengan media yang lebih baru: video.
Kita bisa melihatnya melalui fitur Facebook Live, Instagram Live, Twitter Live, YouTube Live, dll. Semua memilikinya.
3. Aplikasi pesan adalah media sosial baru
Kalau kamu perhatikan, beberapa aplikasi pesan seperti LINE sudah memiliki fitur timeline. Selain itu, LINE dan Telegram juga mendukung channel. Ini membuktikan bahwa aplikasi pesan sudah menjadi media sosial baru yang kuat.
Saat ini Facebook memiliki paket komplit. Profil personal, Facebook Page, dan Messenger (baik personal dan Page). Selain komentar, Facebook mengarahkan interaksi penggunanya melalui Messenger.
Tidak heran, orang-orang lebih memilih interaksi yang lebih personal untuk hal tertentu. Aplikasi pesan adalah sarana yang pas untuk itu.
4. Konten berumur pendek
Snapchat memulai tren konten berumur pendek dengan Snapchat Stories. Konten hanya berumur 24 jam, lalu hilang dari peredaran. Konten sejenis itu pun mewabah. Terutama dari Facebook dan kawan-kawan.
Konten semacam ini tentu saja berbeda dengan video atau artikel blog. Masing-masing memiliki keunggulannya sendiri. Yang baru vs yang terus dicari.
5. Kiriman media sosial otomatis
Banyaknya jenis konten dan jenis media sosial tentu saja menjadi beban tersendiri bagi kreator konten. Apalagi saat kamu baru mulai. Waktu membuat konten baru bisa berkurang untuk mengatur kiriman media sosial.
Akhir-akhir ini layanan untuk mengatur kiriman dan memantau media sosial semakin banyak digunakan. Dengan layanan semacam ini, kreator konten bisa menata proses pembuatan sampai menyebarnya dengan lebih baik.
6. Penyaringan konten media sosial
Kalau kamu perhatikan, berbagai media sosial gencar menyaring konten yang tersebar di dalamnya. Tidak hanya konten sensitif, akun yang mencurigakan juga akan hilang dari peredaran.
Hal ini membuat kita tidak bisa sembarangan membuat konten yang “sekedar heboh”. Bisa jadi konten seperti itu menyangkut hal sensitif. Berhati-hatilah dan — yang lebih pentng — kreatif lah dalam membuat konten dan menyebarnya di media sosial.
Discussion about this post