Kita tahu bahwa LinkedIn ini bukan hanya sekedar platform untuk mencari kerja atau profesional saja. Lewat LinkedIn, kamu bisa membuat konten yang menarik engagement audiens untuk memperkuat personal branding. Namun, sebelum kamu “jualan” di LinkedIn, sebaiknya kamu ketahui dulu empat cara analisis engagement LinkedIn agar kamu memahami seberapa efektif kontenmu di LinkedIn.
Daftar Isi:
ToggleNamun, di sini tidak hanya akan bahas cara analisis engagement LinkedIn, tetapi juga memahami tentang tools analitiknya,alasan kenapa harus paham cara analisis engagement LinkedIn, serta cara akses ke tools analitiknya. Langsung bahas saja, yuk!
Baca Artikel SelengkapnyaApa Itu LinkedIn Analytics?

Sebelum masuk ke teknik soal cara analisis engagament LinkedIn, sangat penting untuk memahami dulu apa itu LinkedIn Analytics. Singkatnya, ini adalah data statistik tentang aktivitas kamu di LinkedIn—baik itu jumlah kunjungan profil, impresi konten, interaksi audiens, hingga demografi followers di LinkedIn. Sebagai content creator, kamu bisa menggunakan data ini untuk:
- Menilai efektivitas strategi konten.
- Menemukan topik yang paling diminati audiens.
- Membandingkan performa antar posting.
- Melihat tren pertumbuhan followers secara real-time.
Mengapa Engagement di LinkedIn Penting untuk Content Creator?
Namun, mungkin akan muncul pertanyaan, kenapa sih sampai harus ada cara analisis engagament LinkedIn? Memangnya seberapa penting engagament di LinkedIn? Singkatnya, engagement adalah indikator utama apakah kontenmu berhasil membangun hubungan dengan audiens. Semakin tinggi engagement, semakin besar kemungkinan kontenmu di-share, disukai, dan dibaca lebih banyak orang. Manfaat lain dari cara analisis engagement LinkedIn yang baik antara lain:
- Meningkatkan visibilitas konten lewat algoritma LinkedIn.
- Menarik kolaborasi profesional karena dilihat sebagai kreator yang aktif dan relevan.
- Menghasilkan lead potensial, terutama jika kamu menjual jasa atau produk.
- Mengembangkan komunitas audiens loyal di industri tertentu.
Cara Akses LinkedIn Analytics

Nah, kalau kamu sudah paham apa itu LinkedIn Analytics dan pentingnya menganalisa engagement, sekarang saya akan bagikan bagaimana caranya untuk akses tools LinkedIn Analytic.
Sebagai content creator yang ingin menganalisis performa konten, kamu perlu memahami cara kerja dashboard analitik di LinkedIn. LinkedIn Analytics ini bisa kamu gunakan lewat akun creator individual maupun mengelola halaman bisnis (Company Page), di mana LinkedIn menyediakan fitur analitik bawaan yang bisa langsung diakses tanpa tools tambahan. Berikut langkah-langkah mengaksesnya sebelum kamu tahu cara analisis engagement LinkedIn:
- Buka https://www.linkedin.com melalui browser desktop (analitik tidak terlalu lengkap di aplikasi mobile). Pastikan kamu login menggunakan akun yang memiliki akses admin (untuk Compant Page) atau akun creator (untuk profil pribadi).
- Jika kamu menggunakan akun pribadi, langsung klik ikon “Saya” di pojok kanan atas, lalu pilih “Lihat Profil”. Jika kamu mengelola halaman perusahaan, klik ikon “Produk” di menu atas, pilih “Halaman Perusahaan”, lalu klik nama halaman yang ingin kamu analisis.
- Setelah kamu berada di halaman profil creator atau halaman bisnis, akan muncul tab bernama “Analytics” di bagian menu horizontal atas halaman.Kemudian, klik menu tersebut dan kamu akan melihat subkategori analitik yang tersedia.
- Setelah itu, kamu bisa memilih berbagai jenis data berdasarkan tujuan analisis kamu:
Kategori | Penjelasan |
---|---|
Content | Menampilkan data performa konten, seperti impresi, klik, share, komentar, dan engagement rate dari setiap postingan. Cocok untuk evaluasi kualitas konten. |
Visitors | Memberi tahu jumlah kunjungan halaman, baik unik maupun total views, serta detail perangkat dan demografi pengunjung. Cocok untuk memahami siapa yang tertarik dengan profil/halamanmu. |
Followers | Menampilkan pertumbuhan pengikut dan data demografisnya (jabatan, lokasi, industri, senioritas). Cocok untuk menyusun strategi konten yang lebih tertarget. |
Leads | Hanya muncul jika kamu menggunakan formulir Lead Gen. Berguna untuk melacak orang-orang yang mengisi formulir kamu dari postingan atau iklan. |
Competitors | Menyediakan data perbandingan antara halaman kamu dan halaman kompetitor yang kamu tentukan. Cocok untuk benchmarking. |
- Di sudut kanan atas setiap tampilan analitik, kamu bisa mengatur rentang waktu yang ingin dianalisis. Pilih antara rentang waktu harian, mingguan, bulanan, atau kustom. Misalnya: “7 hari terakhir”, “30 hari terakhir”, atau dari tanggal tertentu ke tanggal lainnya.
- Jika kamu ingin menyimpan atau membagikan data analitik untuk laporan atau kolaborasi tim, kamu bisa klik tombol “Ekspor” (biasanya ada di pojok kanan atas tampilan analitik). File akan diunduh dalam format .CSV, yang bisa kamu buka di Microsoft Excel, Google Sheets, atau tools analisis lainnya.
Metode Cara Analisis Engagement LinkedIn
Nah, kalau kamu sudah berhasil mengakses tools analitiknya, sekarang kamu bisa lanjutkan ke pembahasan utama yaitu cara analisis engagement LinkedIn. Tidak sulit kok untuk cara analisis engagament LinkedIn, cukup ketahui 4 hal berikut ini:
1. Identifikasi Engagement Rate

Cara analisis engagament LinkedIn yang pertama adalah menghitung engagement rate. Engagement rate adalah persentase keterlibatan audiens terhadap konten kamu di LinkedIn. Cara menghitungnya: Engagement Rate = (Reactions + Comments + Shares) ÷ Impressions × 100, yuk langsung praktikkan contohnya dengan data berikut:
- 50 likes
- 10 komentar
- 5 shares
- 2.000 impresi
Engagement Rate = (50 + 10 + 5) ÷ 2.000 × 100 = 3,25%
Rata-rata engagement rate yang sehat di LinkedIn berada di kisaran 1%–4%. Jika angkanya di atas 4%, berarti kontenmu sangat efektif menarik perhatian dan interaksi dari audiens.
2. Analisis Performa Konten
Setelah kamu berhasil engagement rate, langkah berikutnya dalam cara analisis engagement LinkedIn adalah memeriksa performa tiap konten yang kamu publikasikan. Analisis ini membantu kamu memahami jenis konten mana yang paling efektif dalam membangun interaksi dan menjangkau audiens yang relevan.
- Post Impressions: Seberapa banyak orang yang melihat kontenmu.
- Unique Impressions: Total orang unik yang melihat kontenmu.
- Klik dan CTR (Click-Through Rate): Seberapa banyak orang yang melakukan aksi setelah melihat post.
- Reactions dan Komentar: Konten yang mengundang diskusi biasanya memiliki engagement lebih tinggi.
- Repost/Share: Indikator seberapa “worth-sharing” kontenmu.
3. Evaluasi Demografi Audiens

Dalam cara analisis engagement LinkedIn, kamu perlu mengetahui siapa yang berinteraksi dengan kontenmu. Ini adalah metode dan cara analisis engagement LinkedIn yang menurut saya sama pentingnya dengan mengetahui seberapa banyak interaksi yang terjadi di kontenmu. Data demografis membantu kamu memahami karakteristik audiens sehingga kamu bisa menciptakan konten yang lebih relevan dan tepat sasaran. Beberapa aspek penting yang perlu kamu perhatikan antara lain untuk cara analisis engagement LinkedIn adalah:
- Jabatan (Seniority Level): Apakah audiensmu berada di level entry, manajerial, atau C-level? Ini memengaruhi gaya bahasa dan sudut pandang konten. Untuk audiens profesional tingkat atas, kamu bisa menggunakan pendekatan yang lebih strategis dan berbasis data.
- Industri: Data ini menunjukkan bidang kerja mayoritas audiensmu, misalnya teknologi, pendidikan, keuangan, atau kreatif. Menyesuaikan konten dengan industri mereka akan membuat pesanmu terasa lebih relevan dan mudah dipahami.
- Lokasi Geografis: Informasi ini membantu kamu menentukan waktu posting yang optimal dan memahami konteks sosial-budaya audiens. Jika mayoritas audiensmu berasal dari Jakarta, kamu bisa menyesuaikan konten dengan tren lokal atau isu terkini.
- Ukuran Perusahaan: Audiens dari startup kecil dan perusahaan besar memiliki kebutuhan dan tantangan yang berbeda. Ini bisa kamu gunakan untuk menyesuaikan studi kasus, contoh, atau solusi yang kamu angkat dalam kontenmu.
Dengan memahami demografi audiens, kamu bisa menyusun strategi konten yang tidak hanya menarik perhatian, tapi juga membangun hubungan yang lebih kuat dan berkelanjutan di LinkedIn.
4. Bandingkan dengan Kompetitor
Salah satu strategi cerdas dalam cara analisis engagement LinkedIn adalah membandingkan performa kontenmu dengan kompetitor di industri yang sama. Tujuannya bukan untuk meniru, melainkan untuk memahami tren, menemukan celah peluang, dan menetapkan tolok ukur (benchmark) yang realistis bagi performamu sendiri.
Jika kamu mengelola halaman perusahaan (Company Page), LinkedIn menyediakan fitur Competitor Analytics langsung di dashboard. Kamu bisa menambahkan beberapa halaman pesaing untuk dianalisis, lalu melihat perbandingan data seperti:
- Jumlah pengikut: Apakah audiens mereka lebih besar? Apakah pertumbuhannya stabil?
- Engagement total: Berapa banyak reaksi, komentar, dan share yang mereka dapatkan dalam periode tertentu?
- Jumlah posting: Seberapa sering mereka posting dibanding kamu?
Jika kamu ingin data yang lebih detail, gunakan tools seperti Hootsuite, Sprout Social, atau SocialPilot. Tools ini bisa kamu gunakan sebagai alternatif cara analisis engagement LinkedIn dengan melakukan:
- Menganalisis performa konten pesaing berdasarkan jenis posting (video, gambar, carousel)
- Melihat tren topik yang sedang mereka angkat dan respons audiensnya
- Mengukur engagement rate rata-rata dari akun pesaing sebagai acuan
Dari data tersebut, kamu bisa menyusun benchmark internal, misalnya: “Targetkan engagement rate minimal 2% seperti kompetitor A,” atau “Posting minimal 3 kali seminggu seperti kompetitor B.” Dengan pendekatan ini, kamu dapat membentuk strategi konten yang lebih kompetitif dan terarah di LinkedIn.
Nah, sudah paham kan sekarang kenapa kamu perlu tahu cara analisis engagement LinkedIn? Bahkan caranya pun tidak sulit karena tools-nya sudah disediakan oleh LinkedIn. Jadi, apakah kamu sudah mencobanya?
Discussion about this post