Sebagai seorang konten kreator, kamu perlu membangun portfolio yang menarik dan profesional karena hal itu akan sangat berguna untuk menunjukkan kemampuan dan pengalaman kamu di ranah kreatif. LinkedIn, sebagai platform profesional terbesar dan paling populer, menawarkan fitur yang di mana kamu dapat menampilkan karya dan pencapaian dengan lebih visual dan interaktif. Dalam artikel ini, saya akan membahas cara membuat portfolio di LinkedIn yang efektif agar kamu dapat menarik perhatian klien atau perekrut yang butuh skill keren kamu.
Daftar Isi:
ToggleNamun, untuk cara membuat portfolio ini bukan hanya sekedar main klik dan masukkan gambar saja, ya. Pasalnya, dalam cara membuat portfolio di LinkedIn juga butuh beberapa tips agar portfolio kamu bisa menarik lebih banyak klien. Jadi, kalau kamu mau terlihat lebih profesional lewat LinkedIn, cobalah tutorial cara membuat portfolio di LinkedIn ini.
Baca Artikel SelengkapnyaMengapa Portfolio di LinkedIn Penting?

Meski kamu adalah seorang konten kreator yang handal dan sangat profesional, portfolio tetap penting untuk mempromosikan diri kamu sebagai konten kreator. Nah, salah satu cara terbaik untuk mempromosikannya adalah lewat LinkedIn. Sebelum kita bahas lebih banyak soal cara membuat portfolio di LinkedIn, ketahui dulu beberapa keunggulan ketika kamu memutuskan untuk memajang portfolio di LinkedIn ini:
- Menampilkan Karya dengan Profesional – LinkedIn memberikan ruang untuk mengupload berbagai bentuk media, seperti gambar, video, presentasi, dan dokumen PDF.
- Meningkatkan Kredibilitas – Menampilkan pencapaian, skill, dan hasil karya yang kamu buat maka dapat memperkuat personal branding kamu sebagai konten kreator.
- Mempermudah Jangkauan Peluang Baru – Dengan portfolio yang menarik, klien atau perekrut baru dapat dengan mudah melihat kemampuanmu dan tertarik untuk bekerja sama denganmu.
- SEO dan Visibilitas – LinkedIn memiliki algoritma pencarian yang kuat, sehingga portfolio yang dioptimalkan dapat meningkatkan peluang konten atau karya kamu bisa ditemukan oleh pihak yang membutuhkan jasa kamu.
Cara Membuat Portfolio di LinkedIn
Nah, sudah bisa dilihat kan bahwa memajang portfolio di LinkedIn itu banyak membawa keunggulan tersendiri, apalagi jika kamu ingin mencari klien. Jadi, kalau sekarang kamu sudah memahami segala keunggulannya, langsung saja coba praktikkan cara membuat portfolio di LinkedIn ini, yuk!
1. Optimalkan Profil LinkedIn

Sebelum menambahkan portfolio atau cara membuat portfolio di LinkedIn, pastikan profil LinkedIn kamu sudah dioptimalkan dengan baik. Berikut yang perlu diperhatikan:
- Gunakan Foto Profil Profesional – Pastikan foto profilmu terlihat jelas dan profesional.
- Buat Headline yang Menarik – Contohnya: Content Creator | Digital Marketer | Video Editor.
- Tulis Summary yang Menarik – Jelaskan siapa kamu, keahlianmu, dan jenis proyek yang pernah kamu kerjakan.
- Tambahkan Pengalaman Kerja – Masukkan informasi tentang pekerjaan, proyek freelance, atau pengalaman relevan lainnya.
2. Gunakan Fitur “Featured”
LinkedIn memiliki fitur Featured untuk menampilkan karya terbaik di bagian atas profil. Nah, kamu bisa manfaatkan fitur tersebut sebagai bagian cara membuat portfolio di LinkedIN Cara menambahkannya:
- Masuk ke profil LinkedIn kamu.
- Klik “Add Profile Section”.
- Pilih “Featured” dan klik “Add Featured”.
- Pilih jenis konten yang ingin kamu unggah: Post, Article, Link, atau Media (gambar, video, PDF, dll.).
Menariknya lagi adalah, fitur Featured ini dapat menampilkan berbagai format yang dibutuhkan, baik berupa gambar, video, bahkan tulisan. Ini dia penjelasan lengkap soal format untuk cara membuat portfolio di LinkedIn:
- Video atau Reels yang Pernah Dibuat – Kamu bisa menambahkan hasil video singkat jika kamu adalah seorang video editor atau content creator di media sosial.
- Desain atau Infografis – Format portfolio ini cocok untuk desainer grafis atau ilustrator.
- Artikel atau Blog yang Pernah Ditulis – Jika kamu sering menulis artikel atau blog post, bisa tambahkan artikel atau menulis artikel di LinkedIn.
- Portofolio Website atau Link YouTube – Jika kamu memiliki channel YouTube atau website pribadi, jangan ragu untuk cantumkan link-nya.
3. Tambahkan Media di Bagian Pengalaman / Experience

Selain di Featured, kamu juga bisa menambahkan media di bagian Experience. Nah, experience ini akan memerkan pengalaman-pengalaman kerja kamu dengan brand, perusahaan, dan lainnya. Bagaimana cara membuat portfolio di LinkedIn pakai fitur ini?
- Masuk ke Edit Profile.
- Pilih pekerjaan yang relevan dengan portfolio yang ingin kamu tampilkan.
- Klik “Add Media”.
- Unggah file atau masukkan link ke karya yang ingin ditampilkan.
4. Buat Postingan yang Menampilkan Karya
Seperti yang sudah dikatakan sebelumnya, bahwa menulis artikel adalah salah satu cara membuat portfolio LinkedIn. Biasanya format tulisan artikel ini lebih sering digunakan oleh seorang content writer. Bahkan menariknya, kamu juga bisa secara berkala membuat postingan di LinkedIn untuk menampilkan hasil karyamu. Namun, pastikan setiap postingan memiliki:
- Deskripsi Singkat tentang Karya – Jelaskan proyek tersebut, tujuan, dan hasilnya.
- Media Pendukung – Unggah gambar, video, atau infografis yang menarik.
- Hashtag yang Relevan – Gunakan hashtag seperti #ContentCreator #LinkedInPortfolio agar lebih mudah ditemukan.
5. Minta Rekomendasi dan Endorsement

Nah, portfolio di LinkedIn bukan hanya soal karya, bisa juga rekomendasi dan testimonial dari berbagai kolega serta klien kamu. Dengan adanya rekomendasi dari kolega atau klien maka dapat meningkatkan kredibilitasmu. Cara mendapatkannya:
- Minta Testimoni dari Klien atau Rekan Kerja – Testimoni ini bisa diunggah dalam bentuk teks atau sebagai gambar di portfolio.
- Gunakan Fitur Endorsements – Minta rekan kerja untuk memberikan endorsement pada skill yang relevan dengan bidangmu.
6. Gunakan LinkedIn Articles untuk Meningkatkan Otoritas
Selain menampilkan karya dalam bentuk media, kamu bisa menulis artikel di LinkedIn. Apa bedanya dengan artikel sebelumnya? Kalau yang sebelumnya, kamu menulis di postingan biasa, sedangkan LinkedIn Articles memiliki tempat dan fitur khusus yang memang ditujukan untuk penulisan artikel yang panjang. Artikel ini dapat berisi:
- Studi kasus dari proyek yang sudah kamu selesaikan.
- Tips dan trik seputar industri kreatif.
- Pengalaman dan pembelajaran dalam dunia konten kreator.
7. Pastikan Portfolio Selalu Update
Portfolio yang baik adalah yang portfolio yang selalu diperbarui dengan proyek terbaru. Beberapa tips untuk menjaga portfolio tetap fresh:
- Tambahkan Proyek Baru Secara Berkala – Setidaknya setiap 2-3 bulan, tambahkan proyek terbaru agar klien dapat melihat perkembangan karyamu.
- Analisis Performa Portfolio – Cek jumlah views dan engagement di postingan portfolio kamu untuk melihat mana yang paling menarik perhatian.
- Sesuaikan dengan Tren Industri – Jika ada tren baru di dunia content creation, pastikan portfolio kamu mencerminkannya.
Cara membuat portfolio di LinkedIn bagi konten kreator sangatlah penting untuk meningkatkan profesionalisme dan menarik peluang kerja. Dengan memanfaatkan fitur Featured, menambahkan media di bagian pengalaman, serta membuat postingan dan artikel yang menarik, kamu bisa membangun personal branding yang kuat. Pastikan portfolio kamu selalu diperbarui agar tetap relevan dengan perkembangan industri.
Sekarang saatnya kamu mulai membangun portfolio profesional di LinkedIn! Jika sudah membuatnya, jangan lupa bagikan kepada jaringanmu agar semakin banyak yang melihat keahlian kamu.
Discussion about this post