Kalau mau cari engagement dari audiens profesional maka LinkedIn adalah platform yang tepat. Kamu bisa membuat berbagai konten menarik dengan cara yang lebih profesional dengan berbagai jenis konten yang variatif. Nah, kalau kamu baru mau mulai bikin konten di LinkedIn, sebaiknya ketahui dulu jenis konten LinkedIn untuk konten kreator berikut ini.
Daftar Isi:
ToggleDengan mengetahui jenis konten LinkedIn untuk konten kreator maka kamu akan lebih mudah dalam proses pembuatan konten, dan bisa menentukan kira-kira jenis konten apa yang cocok untuk ditargetkan pada audiens yang kamu harapkan. Jadi, apa saja jenis konten LinkedIn untuk konten kreator? Jawabannya bisa kamu temukan dalam pembahasan berikut ini.
Baca Artikel SelengkapnyaKenapa LinkedIn Penting untuk Content Creator?

Mungkin kamu heran, kenapa LinkedIn bisa jadi tempat yang bagus untuk narik engagement? Oke, sebelum bahas satu per satu jenis konten LinkedIn untuk konten kreator, saya mau ajak kamu pahami kenapa platform ini layak untuk kamu manfaatkan sebagai tempat menarik engagement, karena:
- Audiensnya lebih profesional dan fokus pada pertumbuhan karier atau bisnis.
- Algoritmanya mendukung konten organik yang memberikan nilai, bukan hanya konten promosi.
- Kamu bisa lebih mudah membangun reputasi sebagai thought leader di bidang kamu.
- Fitur-fiturnya mendukung berbagai format konten yang engaging.
Nah, kalau kamu udah siap mengoptimalkan akun LinkedIn kamu, yuk kita bahas satu per satu jenis konten yang efektif menarik perhatian dan interaksi!
Jenis Konten LinkedIn untuk Konten Kreator
LinkedIn bukan hanya tempat untuk mencari kerja atau rekrutmen karena saat ini LinkedIn kini sudah berkembang menjadi tempat untuk berbagi insight, menunjukkan keahlian, dan tentu saja meningkatkan engagement dengan audiens yang relevan. Nah, melalui artikel ini, saya akan bahas secara lengkap tentang jenis konten LinkedIn untuk konten kreator yang bisa bantu kamu tampil menonjol dan makin dikenal di dunia profesional.
Sebagai content creator, saya tahu banget pentingnya memilih jenis konten yang sesuai dengan karakter personal brand dan audiens yang kamu sasar. Setiap jenis konten memiliki keunggulan tersendiri yang bisa disesuaikan dengan tujuan kamu di LinkedIn: apakah ingin berbagi edukasi, menunjukkan kredibilitas, atau membangun interaksi aktif.
Mari kita cek apa saja jenis konten LinkedIn untuk konten kreator yang bisa kamu manfaatkan!
1. Postingan Teks (Text-Only Posts)

Jenis konten LinkedIn untuk konten kreator yang pertama adalah postingan teks. Apa maksudnya? Jadi, ini adalah jenis konten berupa teks saja, murni teks tanpa adanya tambahan elemen lain, seperti gambar atau video. Nah, kelebihan dari jenis konten ini adalah:
- Ringan dan cepat dibuat.
- Cocok untuk berbagi opini, pengalaman pribadi, atau pemikiran reflektif.
- Gampang dibaca di perangkat mobile.
Namun, saat kamu menggunakan jenis konten ini, pastikan kamu melakukan beberapa tips berikut ini:
- Gunakan kalimat pembuka yang menggoda klik, karena LinkedIn menampilkan “Read more”.
- Hindari paragraf panjang, gunakan listicle atau jeda antar paragraf agar mudah dibaca.
- Tambahkan emoji yang relevan untuk membangun tone dan visual interest.
Kalau kamu bingung harus menulis apa lewat jenis konten ini, mungkin kamu bisa coba beberapa contoh jenis konten berikut:
- Cerita kegagalan dan pembelajaran di baliknya.
- Rangkuman tips atau strategi 5 langkah sukses bikin portofolio.
- Pertanyaan retoris untuk membangun diskusi: “Kalau kamu jadi content creator, mending fokus niche atau generalist?”
2. Postingan Gambar Tunggal (Single Image Posts)

Kalau kamu termasuk visual person yang senang bermain dengan elemen desain, maka postingan gambar tunggal atau hanya menampilkan satu gambar saja bisa jadi salah satu jenis konten LinkedIn untuk konten kreator yang sangat efektif. Konten jenis ini memanfaatkan kekuatan visual untuk menangkap perhatian pengguna yang sedang scrolling cepat di feed mereka. Kelebihannya cukup menarik dan bisa kamu manfaatkan untuk beragam tujuan:
- Gambar yang menarik bisa menghentikan scrolling sejenak dan membuat orang penasaran.
- Sangat cocok untuk membagikan portofolio desain, infografik ringan, kutipan inspiratif, atau hasil kerja kamu secara visual.
- Berdasarkan data internal LinkedIn, postingan yang menyertakan gambar cenderung mendapatkan dua kali lebih banyak komentar dibanding postingan tanpa visual.
Namun, agar konten kamu benar-benar maksimal, ada beberapa tips yang bisa kamu praktikkan:
- Gunakan gambar beresolusi tinggi, minimal berukuran 552 x 276 piksel, agar tampil profesional dan tidak pecah.
- Tambahkan teks di caption untuk memberikan konteks atau ajakan, misalnya menjelaskan cerita di balik gambar atau mendorong audiens untuk berdiskusi.
- Tulis alt text pada gambar (bisa dilakukan saat upload via desktop) untuk mendukung aksesibilitas, terutama bagi pengguna dengan pembaca layar.
Dengan menyusun konten visual yang informatif dan menarik, kamu nggak hanya sekadar mempercantik feed LinkedIn, tapi juga memperkuat kredibilitas sebagai kreator profesional.
3. Postingan Multi-Gambar (Multi-Image Posts)

Kalau kamu punya banyak konten gambar yang menarik dalam satu tema, multi-image post adalah cara yang tepat untuk mengemas semua gambar tersebut dalam satu konten utuh yang engaging. Jenis konten LinkedIn untuk konten kreator ini sangat efektif untuk menceritakan proses, memamerkan hasil kerja, atau meng-highlight momen tertentu dengan alur visual yang jelas dan menarik. Beberapa kelebihan utama dari postingan multi-gambar yang bisa kamu manfaatkan:
- Menyampaikan cerita atau proses secara visual dan berurutan, misalnya dari ide hingga hasil akhir.
- Konten ini sangat cocok untuk membuat konten seperti “before-after”, studi kasus, perjalanan proyek, hingga dokumentasi acara.
- Meningkatkan interaksi karena audiens cenderung ingin meng-klik dan melihat semua gambar dalam rangkaian tersebut.
Agar postingan ini bekerja maksimal dan tampil profesional, ada beberapa tips yang mungkin akan cocok untukmu:
- Pastikan seluruh gambar memiliki kualitas tinggi dan gaya visual yang konsisten, baik dari segi tone warna, komposisi, hingga font (jika ada teks).
- Buat narasi singkat di caption sebagai pemandu cerita, sehingga audiens bisa mengikuti alur visual dengan lebih mudah.
- Jangan ragu menggunakan format carousel tips layaknya di Instagram — misalnya satu tips per gambar — agar kontenmu lebih mudah dicerna dan dibagikan ulang.
Dengan memposting banyak gambar ke dalam satu narasi visual, kamu bisa menciptakan konten yang tidak hanya menarik secara visual, tapi juga menggugah rasa penasaran audiens untuk mengeksplor lebih jauh.
4. Video Native LinkedIn

Kalau kamu percaya diri tampil di depan kamera, video native adalah salah satu jenis konten LinkedIn untuk konten kreator yang patut kamu eksplorasi. Jenis konten ini punya daya tarik kuat karena mampu menyampaikan emosi, ekspresi, dan keaslian pesan kamu secara langsung — sesuatu yang sulit dicapai dengan teks atau gambar. Mengapa video native sangat efektif? Ini beberapa keunggulannya:
- Video akan autoplay di feed audiens, jadi lebih mudah menarik perhatian audiens secara instan.
- Memberikan kesan yang lebih personal dan emosional karena audiens bisa melihat ekspresi, suara, dan gaya bicaramu secara langsung.
- Engagement-nya bisa mencapai 3x lipat lebih tinggi dibandingkan dengan postingan teks biasa.
Untuk hasil yang optimal, berikut beberapa tips yang bisa kamu gunakan saat membuat konten video di LinkedIn:
- Buat video berdurasi pendek, sekitar 30–60 detik, agar mudah dicerna dan tidak bikin penonton skip.
- Tambahkan caption atau subtitle agar tetap informatif bagi mereka yang menonton tanpa suara — ini juga meningkatkan aksesibilitas.
- Gunakan video untuk hal-hal yang authentic seperti behind-the-scenes, tutorial tools yang kamu pakai, daily routine sebagai kreator, atau cerita singkat tentang pengalaman kerja.
Dengan menyajikan konten video yang ringkas, relevan, dan personal, kamu bisa membangun hubungan yang lebih dekat dengan audiens LinkedIn-mu, sekaligus memperkuat kredibilitas sebagai kreator yang profesional dan adaptif.
5. Artikel LinkedIn (LinkedIn Articles)

Kalau kamu suka menulis panjang dan berbagi insight yang lebih lengkap, detail, dan mendalam maka artikel LinkedIn adalah jenis konten LinkedIn untuk konten kreator yang tepat buat kamu. Formatnya mirip blog, cocok untuk membangun kredibilitas dan menjangkau audiens yang lebih serius. Beberapa kelebihannya:
- Cocok untuk edukasi, opini, atau storytelling profesional.
- Bisa di-share dan dibaca di luar LinkedIn.
- Mendukung media kaya seperti gambar, video, dan embed dari platform lain.
Tips dari saya agar artikelnya efektif, coba kamu buat tulisan dengan gaya:
- Tulis sepanjang 600–1.000 kata agar tetap padat dan menarik.
- Gunakan subheading dan bullet poin biar mudah dibaca.
- Akhiri dengan CTA atau pertanyaan untuk mendorong interaksi.
6. Newsletters LinkedIn

Kalau kamu punya audiens yang sudah mulai setia dan ingin terus menantikan konten kamu, LinkedIn newsletters bisa jadi jenis konten LinkedIn untuk konten kreator yang sangat bagus untuk menarik engagement. Fitur ini bisa berbagi konten secara berkala yang bisa dibaca, disubscribe, dan otomatis dikirimkan notifikasinya ke followers.Kelebihan utamanya cukup menarik:
- Bisa dibaca langsung di LinkedIn dan audiens akan mendapatkan notifikasi setiap kali konten terbaru terbit.
- Sangat cocok untuk konten berseri seperti tips mingguan, highlight bulanan, atau opini yang berkelanjutan.
- Kamu juga bisa mendaur ulang konten dari blog atau email newsletter agar menjangkau audiens baru tanpa kerja dua kali.
Untuk membuat newsletter kamu lebih profesional dan menarik, berikut beberapa tips yang bisa kamu coba:
- Beri nama newsletter yang catchy, mewakili niche atau topik utama kamu.
- Tetapkan jadwal rutin (mingguan, dua mingguan, atau bulanan) agar audiens tahu kapan harus menantikan konten baru.
- Gunakan visual menarik, subheading, dan paragraf pendek untuk menjaga kenyamanan membaca meskipun isinya cukup panjang.
Dengan newsletter yang konsisten dan bernilai, kamu bisa membangun positioning sebagai kreator yang punya perspektif kuat dan bisa diandalkan di bidangmu.
7. Dokumen & Slide (LinkedIn Documents)

Salah satu jenis konten LinkedIn untuk konten kreator yang cukup populer adalah dokumen atau slide dalam format PDF. Biasanya konten ini tampil sebagai carousel post sehingga audiens bisa scroll setiap halaman satu per satu, membuatnya interaktif dan menarik perhatian. Jenis konten ini punya banyak keunggulan berupa:
- Memudahkan penyampaian informasi yang kompleks dalam format yang ringan dan terstruktur.
- Jenis ini lebih cocok untuk berbagai kebutuhan seperti presentasi singkat, case study, tips visual, hingga portofolio kreatif.
- Format ‘geser-untuk-lanjut’ secara natural membangkitkan rasa penasaran audiens untuk menyelesaikan semua slide.
Agar dokumenmu tampil optimal dan bisa menarik interaksi, berikut beberapa tips yang cukup jitu:
- Buat judul dokumen yang click-worthy — ringkas, jelas, dan memancing rasa ingin tahu.
- Pastikan desain tiap slide menarik dan mudah dipahami, baik dari segi warna, layout, maupun tipografi.
- Jika isi konten dokumennya cukup panjang (misalnya lebih dari 10 slide), tambahkan executive summary di awal agar pembaca tahu isi utamanya.
Dengan konten dokumen yang terstruktur dan tambahan visual yang menarik, kamu bisa menyampaikan konten yang high value dengan cara profesional, sekaligus memperkuat branding sebagai kreator yang informatif dan kreatif.
8. Polling dan Pertanyaan (LinkedIn Polls & Question Posts)

Kalau kamu ingin menciptakan interaksi cepat dan natural dengan audiens, maka polling dan melempar pertanyaan ke audies adalah jenis konten LinkedIn untuk konten kreator yang wajib kamu manfaatkan. Jenis konten ini dirancang untuk memancing komentar, membuka diskusi, atau bahkan mengumpulkan data secara informal dari orang-orang di jaringan kamu. Ada beberapa kelebihan menarik dari konten ini:
- Sangat mudah dibuat dan berpotensi menjadi konten viral, apalagi jika topiknya relevan dan relatable dengan audiens.
- Bisa memberikan insight langsung dari audiens tentang preferensi, pendapat, atau kebiasaan mereka.
- Berguna sebagai pre-survey untuk uji minat sebelum kamu merilis konten, produk, atau layanan baru.
Agar polling kamu efektif dan tidak membingungkan, berikut beberapa tips yang efektif:
- Pastikan pertanyaannya jelas, spesifik, dan mudah dipahami dalam sekali baca.
- Sediakan 3–4 opsi jawaban yang berbeda namun tetap relevan, agar hasilnya tidak bias.
- Hindari overposting polling—cukup satu kali seminggu agar audiens tidak jenuh dan tetap tertarik merespons.
Kamu juga bisa menambahkan kalimat ajakan atau CTA seperti, “Komen alasannya ya!” di akhir polling, untuk membuka ruang diskusi lebih luas. Dengan begitu, kamu tidak hanya mendapatkan data, tapi juga mempererat interaksi dengan komunitasmu di LinkedIn.
9. Postingan Personal

Dari semua jenis konten LinkedIn untuk konten kreator, postingan personal adalah yang paling “manusiawi”. Konten ini bisa menunjukkan sisi diri kamu yang otentik, sehingga audiens merasa lebih dekat dan terhubung secara emosional. Bukan hanya soal prestasi atau proyek, tapi juga cerita di balik layar sebagai seorang kreator. Beberapa kelebihan dari postingan personal yang bisa kamu manfaatkan:
- Membangun koneksi emosional yang kuat dengan audiens, karena mereka melihat kamu sebagai pribadi, bukan hanya profesional.
- Menjadi ruang untuk membagikan nilai, prinsip hidup, atau perjalanan karier yang inspiratif.
- Cenderung mendapat like dan komentar tinggi karena sifatnya relatable dan menyentuh.
Agar postingan personal kamu tetap kuat secara profesional, berikut tips yang mungkin akan membantumu:
- Ceritakan pengalaman nyata — bisa tentang kegagalan, transisi karier, burnout, atau momen reflektif yang berarti.
- Gunakan gaya storytelling yang jujur, tapi tetap rapi dan sopan secara bahasa.
- Jangan takut terlihat rentan, karena sisi itu justru membuat kamu lebih mudah dikaitkan oleh audiens.
10. One-Liner Post & Meme Profesional

Kalau kamu ingin menyampaikan pesan secara cepat, padat, dan bisa memberikan dampak pada audiens, one-liner post atau meme profesional bisa jadi salah satu jenis konten LinkedIn untuk konten kreator yang paling efektif. Format ini bekerja seperti “pancingan” — cukup satu kalimat yang tajam untuk menarik perhatian dan memicu reaksi dari audiens. Beberapa kelebihan dari jenis konten ini:
- Sangat cocok digunakan sebagai hook, pernyataan opini, atau pesan reflektif yang memancing pikiran.
- Mudah dibaca dan cepat dipahami, bahkan oleh audiens yang hanya sekilas scrolling.
- Bisa menjadi pembuka diskusi atau bahkan klarifikasi terhadap isu yang sedang ramai dibicarakan.
Supaya lebih maksimal, kamu bisa mengkombinasikan one-liner ini dengan visual sederhana seperti gambar dengan tipografi menarik, atau digunakan sebagai caption dari meme yang tetap relevan dan profesional. Contoh kalimat one-liner yang bisa kamu gunakan:
- “Bukan tools yang bikin kamu viral. Konsistensimu yang bikin.”
- “Content creator bukan sekadar bikin konten, tapi bangun trust.”
Tips tambahan dari saya: pastikan one-liner kamu tetap sesuai dengan tone dan nilai yang kamu bawa sebagai kreator. Meskipun singkat, pesan seperti ini bisa sangat kuat dan berpotensi viral jika dikemas secara tepat. Gunakan secara bijak untuk membangun positioning yang solid di LinkedIn.
Sebagai content creator, kamu bisa menggunakan berbagai jenis konten LinkedIn untuk konten kreator untuk membangun personal brand yang kuat dan menarik engagement secara organik. Kuncinya adalah memahami audiens kamu, menggunakan format yang tepat untuk setiap pesan, dan konsisten dalam memberikan value di setiap konten yang kamu buat.
Mulai dari posting teks, video, polling, hingga dokumen PDF carousel — LinkedIn adalah ladang subur untuk kamu yang serius membangun profesional secara digital. Jadi, yuk mulai eksplor dan maksimalkan konten kamu di LinkedIn!
Kalau kamu punya ide atau strategi konten lain yang sukses kamu terapkan di LinkedIn, yuk sharing di kolom komentar. Kita belajar bareng, karena di dunia konten, berbagi adalah bagian dari bertumbuh.
Discussion about this post